Rabu, 06 November 2019

Draft 02


Kata pengantar

Pendahuluan..

Latar Belakang
(Berisi latar belakang kenapa anda melakukan penelitian tersebut. Dari latar belakang tersebut terdapat suatu permasalahan yang memerlukan suatu solusi serta mengapa penting dan layak untuk diteliti. Sertakan pula ruang lingkup kajian terkait penelitian agar lebih spesifik. )

Taman amfiteater selatan merupakan salah satu taman air milik UGM yang masuk dalam kompleks sarana Wisdom Park. Taman ini merupakan taman yang berbentuk setengah lingkaran yang saling berhadapan dengan sebuah kolah=m air yang berada tepat di tengah taman. Taman ini berfungsi sebagai (definisikan dulu tempat sedikit terus cus lanjut)

Pemrasalahan
(Berisi pertanyaan tentang permasalahan yang ada.)

Taman Amfiteater selatan ini memiliki beberapa permasalahan. Beberapa permasalahan utama adalah pendangkalan, minimnya pengelolaan air, dan ekosistem taman yang kurang maksimal. Masalah-masalah tersebut yang merupakan permasalahan penting oleh karena konsep taman air yang diusung menjadikan taman ini menjadi kurang maksimal dalam segi fungsi serta penggunaannya. (ya permasalahannya sekilas apa aja yang bisa di lihat tanpa diteliti secara struktural banget)

Tujuan
(Jumlah poin permasalahan harus sama dengan jumlah poin di tujuan dan jumlah poin di kesimpulan. Misal permasalahan ada 3 poin, maka tujuan 3 poin dan kesimpulan juga 3 poin. Tidak berbeda-beda dan saling koheren.)

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi rincian dari permasalahan yang ada di taman Amfiteater selatan, mengetahui eksosistem yang menunjang kelangsungan taman, serta untuk memberikan solusi demi memaksimalkan sarana tersebut. (bebas lah ya)

Manfaat

Manfaat dari diadakannya penelitian ini yaitu diperolehnya informasi menganenai salah satu sarana penting yang dimiliki UGM sebagai salah satu pentuk inventarisasi dan pembelajaran, untuk menjadikannya sebagai contoh studi kasus bagi taman-taman lainnya, untuk memberikan saran yang tepat bagi terciptanya taman amfiteater selatan yang lebih baik dan lebih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

(manfaat buat kita, mungkin buat masyarakat, ksat, ugm, dll kalau mau)

Dasar Teori Ekoskap 

Dalam suatu lahan atau lanskap ada suatu sistem biologis yang disebut ekosistem. Eksosistem merupakan suatu hubungan antara unsur biotik dan abiotuk pada suatu lingkungan. Ekosistem merupakan suatu bagian kompleks di mana terjadi hubungan mutuslisme, komensalisme, parasitisme, ataupun predasi di dalamnya. Ekosistem memiliki pelbagai macam jenis dan beberapa di antaranya yaitu eksositem terrestrial, ekosistem danau dan kolam, ekosistem sungai, dan ekosistem riparian.

Eksostem terrestrial adalah suatu ekosistem yang terjadi di darat.

Eksositem danau merupakan merupakan ekosistem perairan yang memiliki sifat lentik yang berarti tidak adanya pergerakan air yang signifikan di dalam ekosistem terebut. Ekosistem danau ini sangat berkaitan dengan ekosistem kolam yang keduanya merupakan eksosistem lentik. Perbedaan antara eksositem danau dan kolam ialah permukaan dasarnya dimana pada danau tidak terkena sinar matahari secara kesluruhan sedangkan pada kolam seluruh permukaannya terkena sinr matahari Brown[1]. Pada keduanya, terdapat dua zona utama yaitu zona pelagik dan zona bentik dengan tambahan berupa zona profundal pada eksositem danau(3). Ketiga area tersebut dapat memiliki perbedaan biota penyusun yang tinggi sehingga host species menjadi beradaptasi secara spesifik pada masing-masing area tersebut (1). Pada eksositem lentik, terdapat beberapa faktor abiotik seperti cahaya, suhu, angin, dan kimiawi. Sementara itu, terdapat pula faktor biotik seperti bakteri, produsen primer, invertebrata, ikan, dan vertebrata lain.

Cahaya berperan penting dalam eksositem lentik. Cahaya berfungsi sebagai penyedia energi bagi produsen primer untuk berfotosintesis yang nantinya menjadi sumber makanan utama bagi eksositem tersebut (2). Banyak cahaya yang masuk dipengaruhi oleh beberapa hal seperti keberadaan peneduh, pergantian siang malam, dan musim. Perbedaan sudut yang terjadi oleh karena pergerakan matahari akan mempengaruhi sudut cahaya dan jumlah cahaya yang masuk (3) (5). Fenomena ini menjadikan eksositem lentik dapat menjadi bagian fotik dan afotik dengan bagian pelagik dan bentik menjadi bagian fotik sehingga efektif dalam melakukan fotosintesis dan bagian profundal menjadi bagian afotik sehingga sulit dalam melakukan fotosintesis (1).

Pada ekosistem danau, temperatur sangatlah terstratifikasi di mana hal ini tidak terlalu terasa pada ekosistem kolam. Hal ini akibat kedalaman danau yang terlalu berbeda sehingga pada musim-musim tertentu terdapat dua bagian perairan dalam danau yang tidak dapat bercampur terutama pada musim dingin dan musim panas. Sedangkan pada musim semi dan musim gugur, termoklina terjadi dan air dapat bercampur kembali (1) (2).

Angin berperan penting dalam ekosistem danau. Pada sistem yang terekspos, angin dapat membuat turbulen membentuk aliran permukaan spiral yang disebut sikulasi Langmuir. Hal ini akibat interaksi antara aliran permukaan horizontal dan gelombang gravitasi permukaan. Turbulensi ini akan membuat sirkulasi nutrien pada kolom air sehingga sangat berpengatuh terhadap organisme pelagik. Namun, hal ini tidak berpengaruh signifikan pada organisme bentik dan profundal (3).

Faktor kimiawi sangatlah penting bagi ekosistem lentik. Dua unsur penting yang sangat penting yaitu oksigen dan fosfor. Oksigen berfungsi untuk respirasi organisme dan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu area air yang terkena udara, sirkulasi air di dalam sistem, dan jumlah oksigen yang digunakan ataupun diproduksi oleh organisme di dalam eksosistem (1). Karena itulah, terdapat dua stratifikasi yaitu epilimnion di mana udara dan air dapat saling bertemu dan sirkulasi air baik sehingga oksigen menjadi lebih banyak serta hipolimnion di mana sirkulasi buruk dan tidak ada kontak dengan udara sehingga oksigen menjadi lebih sedikit. Selain itu, keberadaan tumbuhan yang membutuhkan cahaya matahari untuk menghasilkan oksigen juga menjadi penting. Pada zona profundal, keberadaan tumbuhan sangat sedikit sehingga jumlah oksigen pun menjadi semakin sedikit yang ditambah dengan adanya akumulasi jasad-jasad organisme yang membusuk dan menghabiskan jumlah oksigen terlarut air (1). Fosfor berfungsi sebagai penyusun DNA atau RNA dan berfungsi pula dalam sintesis ADP dan ATP. Fosfor tidak banyak ditemukan dalam eksositem perairan tawar. Sehingga, keberadaan tumbuhan sangat menentukan jumlah fosfor yang ada. Fosfor dapat masuk ke dalam sistem melalui air permukaan tanah yang masuk ataupun kontak dengan udara. Umumnya, akan terjadi siklus fosfor di dalam ekosistem. Fosfor yang bersifat reaktif akan diikat oleh alga ataupun tumbuhan untuk dinonaktifkan dan dikonsumsi oleh organisme lain. Hasil sisa-sisa fosfor dan jasad organisme akan turun ke bagian bentik dan profundal menjadi sedimen yang akan diaktifkan kembali oleh mikroba (2). Air dalam eksosiste perairan tawar umumnya miskin fosfor tetapi, fosfor yang terdapat dalam sedimen menjadi suplai penting bagi eksositem tersebut (3).

Mikroba atau bakteria merupakan salah satu jenis organisme pada ekosistem lentik. Bakteria umumnya ada pada setiap bagian sistem. Ada yang bersifat hidup bebasm bersifat biofilm, tersuspensi, ataupun hidup dalam sedimen. Beberapa menjalin hubungan komensialisme dengan organisme lain dalam sistem pencernaan (3). Fungsi utama bakteri ialah daur ulang nutrien bagi ekosistem lentik di mana bakteri akan mendekomposisi coarswe organic matter (CPOM>1mm) menjadi fine particulate organic matter (FPOM<1mm) yang sebagain akan dilepaskan ke dalam ekosistem (2). Oleh karena itu, bakteri ditemukan 2-1000 kali lebih banyak di wilayah bersedimen dari pada di bagian kolom air (7).

Produsen primer menjadi sumber makanan penting dalam eksositem lentik. Alga yaitu fitoplankton dan perifiton adalah organisme fotosintesis utama bagi kolam ataupun danau. Fitoplankton umum ditemui pada kolom air pelagik. Sementara itu, spsies yang berdensitas lebih tinggi akan turun hingga bagiam bentik dan beradaptasi dengan membentuk vakuola dan vesikel udara untuk memperlambat proses ini. Beberapa memiliki flagellum untuk dapat bergerak bebas di air (2). Rotasi Langmuir juga sangat menguntungkan di mana bakteri menjadi tersebar dengan baik melalui mekanisme ini (3).Jenis alga perifiton lebih banyak menempel di susbtrat. Kedua jenis ini sangat berperan dalam menjadi sumber makanan ataupun sebagai penyedia oksigen (2). Produsen seperti tumbuhan umumnya hidup di bagian bentik dan pelagik dan dapat terbagi menjadi jenis emergen, berdaun mengambang, tersubmersi, dan mengambang bebas (1). Pembagian tersebut sesuai dengan adaptasi yang dimiliki untuk dapat hidup dalam dua zona yang ada (2). Tanaman air bersifat lebih buoyant dikarenakan densitas air yang lebih tinggi dibandingkan udara. Oleh karena itu, organ batang dan daun umumnya membutuhkan energi lebih sedikit untuk tumbuh dan tumbuhan dapat tumbuh dengan lebih cepat (1). Tumbuhan bersifat fleksibel dan kuat sebagai bentuk adaptasi terhadap tekanan angin dan gelombang. Untuk jenis tumbuhan tersubmersi , faktor abiotik seperti cahaya, kedalaman air, dan jenis susbtrat menjadi penting dalam distribusi keberadaannya (6) dan menjadi bagian penting sebagai penyedia makanan, oksigen, dan habitat di wilayah bentik (1) (5).

Invertebrata umum ditemukan pada bagian bentik. Invertebrata bentik sangatlah melimpah dan memiliki pelbagai macam mekanisme dalam predasi. Invertebrata yang merupakan pemakan filtrat menciptakan arus dengan sifon atau silia untuk mengambil nutrien dari air (1). Grazer umumnya memakan alga perifiton dan makrofita dengan cara mengeruk-eruk. Beberapa yang lain mencari makan pada sedimen sistem dengan appendagi raptorial (8). Namun, ada juga yang meangsa hewan lain untuk memenuhi kebutuhan makannya (2) (8).

Ikan memiliki ukuran, mobilitas, dan kemampuan sensoris yang beragam untuk dapat hidup dalam pelbagai jenis wilayah yang ada. Pada wilayah pelagik, herbivora memangsa perifiton, fitoplankyon, ataupun makrofita. Karnivora akan memakan zooplankton, serangga, ataupun ikan lain. Detritivor akan memakan detritus yang dihasilkan oleh sistem. Semantara itu, omnivora dapat memakan pelbagai jenis mangsa termasuk detritus. Ada pula jenis ikan yang bersifat parasit terhadap ikan lain ataupun invertebata besar (2). Ikan termasuk jenis organisme yang cukup fleksibel dalam jenis makanannya dan terkadang dapat berubah-ubah tergantung pada tingkat perkembangannya ataupun kondisi lingkungan (9).

Ekosistem sungai adalah aliran air yang mengairi lanskap yang melingkupi interaksi biotik antara tanaman, hewan, dan mikroorganisme termasuk interaksi fisis dan kimiawi dari pelbagai bagiannya.[1][2] Ekosistem sungai adalah bagian dari jejaring badan air yang lebih besar dimana aliran air yang berasal dari hulu sungai menjadi lebih besar hingga menuju jejaring sungai yang lebih besar. Ekosistem sungai merupakan ekosistem yang bersifat lotik yaitu eksostem yang memiliki sirkulasi air yang signifikan. Eksosistem sungai memiliki empat ciri khusus yaitu aliran yang terarah, danaya perubahan fisis yang menerus, adanya keberagaman spasial dan temporal yang tinggi pada semua skala, variabilitas yang tinggi di antara pelbagai ekosistem lotik, dan biota yang beradaptasi khusus untuk lingkungan berarus (4). Pada eksositem otik atau sungai, terdapat beberapa faktor abiotik seperti aliran air, cahaya, suhu, kimiawi, materi tersuspensi, dan susbtrat. Sementara itu, terdapat pula faktor biotik seperti biofilm, bakteri, produsen primer, serangga dan invertebrata lain serta ikan dan vertebrata lain.

Aliran air yang terarah merupakan faktor kunci dalam sistem lotik yang mempengaruhi ecology. Aliran air dapat bersifat kontinu ataupun intermiten. Aliran air merupakan hasil dari gabungan masukan dari air tanah, presipitasi, dan overland flow. Aliran air bervariasi dari pelbagai bagian sistem dan cendrung membesar pada bagian sungai yang paling tengah yang disebut thalveg. Turbulensi ini menyebabkan divergensi aliran. Vektor kecepatan air rata-rata bervariasi berdasarkan gesekan dengan dasaran atau bagian samping sungai, sinuositas, penghalang, maupun gradien kemiringan. Jumlah aliran air dihitung sebagai ai keluaran. Air yang turun aliran air akan menambah volume. Pada aliran akhir.


Metode Penelitian:
(dalam paragraf)

Misal kamu penghitungannya pakai apa, k\pakai alat apa aja, ngitung arus gak, cara samplingnya gimana cuman ngamati aja, atau random sampling atau apa dll. kamu ngitung total organisme nya gak? Misal kenapa gak dan alasannya terus kamu memperkirakan kemelimpahan organismenya itu gimana.

Tempat dan waktu pengambilan data atau penelitian
(Kapan, dimana dan berapa lama penelitian/pengambilan data dilakukan. )

Berapa hari dll berapa jam

Alat dan bahan
(Berisi alat-alat dan bahan yang digunakan selama penelitian )

Jelas lah ya kita pakai apa aja

Cara Kerja
(Berisi tentang bagaimana penelitian/pengambilan data dilakukan. )

Oiya ini jelasin pas kita disana ngapain aja secara teknis. Misal dilakukan pengukuran sampel air dengan cara memasukkan bla-bla-bla.

hasil dan pembahasan

Hasil

berikit ini adalah hasil ... 

Misal PH dsj, jumlah abiotik, predator, herbivor, dll. bisa dalam bentuk tabel

Pembahasan

maaf teman-teman belum ketemu aku save di mana.
Garis besarnya seperti ini:

1) Misal kalau abiotik adanya apa aja. Kalau biotik adanya apa aja
2) Kemelimpahan per biotiknya
3) hubungan biotik abiotiknya gimana, dampaknya gimana. hubungan per jejaring makanannya gimana dll
4) kayak kita ngasih objektif kalau ada masalah begini berarti dampaknya gimana dan jika tidak dilakukan sebaliknya apa yang akan terjadi (bisa kasih solusi kalau mau tapi gak wajib karena ini penelitian. Lebih ke gak direct banget sih tapi kalau arsikap nih coba tanya ke kating aja. Kalau penelitian kek ekoskap lebih ke penyajian data fakta lapangan, dampak kalau adamasalah gini-gini dan kalau gak diintervensi misal diapain bakal pengaruh ke bagian apa atau ke kestabilan organisme apa misal dll )

Kesimpulan dan saran

dafpus

Lampiran

Semangat ya kawan-kawanku... <3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar